Ana/Tiwi Cuma Butuh Keyakinan Lawan China dan Jepang
Febriana Dwipuji Kusuma/Amalia Cahaya Pratiwi cuma butuh
keyakinan untuk keluar dari rentetan kekalahan dari pasangan Jepang dan China.
Secara kualitas teknik mereka juga tak terlampaui jauh.
Hal itu disampaikan pelatih ganda putri Nitya Krishinda
Maheswari menanggapi performa Ana/Tiwi dalam tiga bulan terakhir.
Dari lima turnamen yang telah mereka lakoni, Malaysia Open, Indonesia Masters,
Thailand Masters, All England, dan Swiss Open, dua di antaranya tumbang karena
wakil Matahari Terbit dan tim Tirai Bambu.
Ana/Tiwi gagal ke final Swiss Open 2025 setelah dikalahkan Jia Yi Fan/Zhang Shu
Xian 11-21, 12-21. Padahal pasangan China tersebut terbilang baru dipasangkan.
Jia Yi Fan biasanya berduet dengan Cheng Wing Chen.
Begitu pun di All England 2025, mereka juga takluk dari
ganda putri Jepang, Yuki Fukushima/Mayu Matsumoto 12-21, 21-19, 16-21 di babak
kedua.
Nah, menatap Kejuaraan Bulutangkis Asia yang diselenggarakan di Ningbo, China,
8-13 April mendatang, Ana/Tiwi berpeluang kembali bertemu China, Chen Qing
Chen/Jia Yi Fan di babak kedua. Situasi itu terjadi jika mereka mampu
mengalahkan lawan di 32 besar.
Artinya, Ana/Tiwi harus menaklukkan Go Pei Kee/Teoh Mei Xing
dari Malaysia, sementara Chen/Jia mengalahkan pemenang dari babak kualifikasi
Grup A.
Menilik head to head, Ana/Tiwi tercatat belum sekalipun
menang atas Chen/Jia dalam enam pertemuan di turnamen bulutangkis
Internasional.
Bila sukses maka kemungkinan bertemu Nami Matsuyama/Chiharu
Shida di perempatfinal. Melawan ganda putri Jepang tersebut, Ana/Tiwi juga
belum pernah menang selama tiga kali berjumpa di kejuaraan.
"Untuk Ana/Tiwi dengan lawan Jepang, lawan China memang
lebih kepada tinggal keyakinan mereka saja. Kalau untuk dari segi kualitas
teknik saya rasa gak gap jauh banget," kata Nitya saat ditemui di Pelatnas
PBSI, Cipayung.
Nitya optimistis dengan Ana/Tiwi yang mampu mengalahkan dua wakil negara
tersebut asal mindset mereka juga diubah.
"Saat mereka bisa yakin, mereka bisa mengeluarkan
permainan. Bahkan melawan pun juga bisa. Dari segi keyakinan sih kalau saya
bilang," ujarnya.
Meski begitu, pelatih berusia 36 tahun itu tak menutup
peluang untuk merombak keduanya di turnamen-turnamen mendatang jika tak ada
perubahan yang signifikan.
"Kayak yang saya katakan di awal, kami inginnya punya
racikan baru dan ramuan baru," tutur pelatih yang pernah mengukir sejarah
di Asian Games 2014 tersebut.