Marquez Bersaudara Balapan Sengit di Buriram, Ibunya Was-was!

Marquez bersaudara, Marc dan Alex, bertarung sengit di MotoGP Thailand. Ibu keduanya, Roser Alenta, dibikin was-was oleh aksi Marc dan Alex.

Di MotoGP Thailand, Marc Marquez dan Alex Marquez finis 1-2 saat sprint race dan main race. Balapan seru disajikan Marc dan Alex saat main race.

Alex yang memperkuat tim Gresini Racing sempat mengasapi Marc di saat balapan, Minggu (2/3/2025). Tapi, Marc, yang kini memperkuat tim pabrikan Ducati, bisa mengambil alih posisi terdepan untuk mencatatkan kemenangan pada seri pertama MotoGP 2025.

Aksi Marc dan Alex itu sudah membuat Roser Alenta, Dia khawatir kedua putranya akan terbawa suasana saat race hingga berujung celaka.

"Ketika Alex menelepon saya, saya bilang hal yang sama yang saya katakan padanya pada hari Kamis, bahwa kalau mereka ingin menjaga ibu mereka, mereka tahu apa yang harus mereka lakukan...Dan saya mengingatkan Marc bahwa saya sekarang sudah tua. Mereka berdua bertanya apakah saya menangis, dan tentu saya menangis. Saya menangis tersedu-sedu," kata Roser Alenta di As.

"Saya merasa sedikit takut, karena saya takut mereka terbawa suasana. Saya tak suka Marc sudah disebut sebagai juara. Di Thailand, semuanya berjalan baik. Tapi, kami harus tenang, terus bekerja baik sepanjang tahun dan mengendalikan euforia. Dengan bilang begitu, saya orang pertama yang sangat bahagia. Tapi, saya tak bisa antusias karena saya takut," kata dia menambahkan.

MotoGP 2025 akan lanjut ke tur Amerika Serikat. MotoGP Argentina akan digelar pada pertengahan bulan ini. Pertarungan Marquez bersaudara akan tersaji lagi?


Hasil Kualifikasi MotoGP Thailand: Marquez Bersaudara 1-2

 

Marc Marquez dan Alex Marquez menempati posisi 1-2 di kualifikasi MotoGP Thailand 2025. Rider Ducati, Francesco Bagnaia, melengkapi front row.

Di sirkuit Buriram, Thailand, Bagnaia harus menjalani sesi Q1 karena hasil buruk saat practice, Kamis (28/2). Dia hanya menempati posisi ke-13.

Bagnaia lolos ke Q2 setelah mencatatkan waktu satu menit 29,180 detik. Pebalap Pramac Yamaha, Jack Miller, yang juga lolos ke sesi berikutnya. Pebalap asal Australia itu 0,006 lebih lambat dari Bagnaia.

Pada saat Q2 menyisakan waktu kurang dari tiga menit, Marco Bezzecchi crash. Saat itu, dia ada di posisi kedelapan.

Rider Ducati nomor 93, Marc Marquez, menjadi yang tercepat dengan catatan waktu satu menit 28,782 detik. Pebalap Gresini Racing, Alex Marquez, ada di urutan kedua dengan catatan waktu 0,146 detik lebih lambat dari kakaknya.

Bagnaia harus puas di posisi ketiga. Sementara posisi lima besar dilengkapi oleh Jack Miller dan Ai Ogura. Hasil lengkap kualifikasi MotoGP Thailand bisa dilihat di bawah ini.


Hasil Kualifikasi MotoGP Thailand

1. Marc Marquez 1 Menit 28,782 detik
2. Alex Marquez
3. Francesco Bagnaia
4. Jack Miller
5. Ai Ogura
6. Franco Morbidelli
7. Pedro Acosta
8. Raul Fernandez
9. Marco Bezzecchi
10. Fabio Quartararo
11. Joan Mir
12. Johann Zarco.
13. Fabio Di Giannantonio
14. Brad Binder
15. Fermin Aldeguer
16. Luca Marini
17. Miguel Oliveira
18. Maverick Vinales
19. Alex Rins
20. Enea Bastianini
21. Somkiat Chantra
22. Lorenzo Savadori


'Bersama Bagnaia dan Marc Marquez, Ducati Bisa Bikin Sejarah di MotoGP'

News One Sports - Tim pabrikan Ducati diperkuat dua juara dunia: Francesco Bagnaia dan Marc Marquez. Tim asal Italia itu yakin akan mencetak sejarah di MotoGP.

Marc Marquez dikontrak Ducati setelah tampil bagus bersama Gresini Racing musim lalu. Baby Alien finis ketiga, bisa memenangi main race tiga kali.

MotoGP Aragon, MotoGP San Marino, dan MotoGP Australia yang berhasil dimenangi oleh Marc Marquez. Dia sukses mengumpulkan 392 poin.

Sementara itu, Bagnaia sukses menjuarai 11 main race di MotoGP 2024. Dia pun menjadi rider paling sering menang di MotoGP musim lalu.

Dengan begitu, direktur olahraga Ducati Course, Mauro Grassilli, yakin betul dengan komposisi rider timnya musim depan akan mampu meraih prestasi tinggi.

"Kami bekerja dengan baik dan saya bisa melihat bahwa ada hubungan yang sangat baik antara dua pebalap, mereka makan siang bersama dengan istri dan pacar mereka," kata Grassilli di GP One.

"Kami melakukan apa yang harus kami lakukan,lalu trek akan berbicara dan kita tunggu saja apa yang terjadi," kata dia menambahkan.

MotoGP 2025 akan start pada 28 Februari - 2 Maret 2025. MotoGP Thailand yang akan menjadi seri pembukanya. Bisa langsung menang di pabrikan Ducati?

MotoGP 2025 Bisa-bisa Cuma Jadi Duel Bagnaia Vs Marquez

 


News One Sports - Pebalap Honda Luca Marini percaya, Ducati belum mencapai puncak dominasinya di MotoGP. Motor pabrikan Italia itu masih mungkin lebih dominan lagi di musim 2025.

Ducati mengirim empat penunggangnya di empat posisi teratas klasemen MotoGP 2024. Jorge Martin mengukir sejarah dengan jadi juara dunia pertama dari tim satelit di era MotoGP. Francesco Bagnaia, Marc Marquez, dan Enea mengisi peringkat selanjutnya berturut-turut.

Dominasi Ducati lebih kentara lagi karena nyaris 100 persen. Dari 20 seri yang digelar, Ducati memenangi 19 di antaranya, alias cuma sekali gagal naik podium tertinggi di seri Amerika Serikat. Aprilia memborong kemenangan di sprint race maupun balapan grand prix melalui Maverick Vinales.

Luca Marini berpendapat, kedatangan Marquez sebagai tandem baru Bagnaia membuat Ducati makin sulit dijegal. MotoGP 2025 bisa-bisa hanya akan jadi ajang persaingan di antara kedua pebalap, apabila Aprilia dan KTM tidak naik level dari musim lalu.

"Kurasa tidak. Dengan Pecco dan Marca berada di tim yang sama, mereka akan saling menekan satu sama lain untuk meningkatkan diri mereka," sebut adik Valentino Rossi itu saat ditanya apakah dominasi Ducati sudah mencapai puncak.

"Sedangkan Honda, kami tidak mampu bertarung dengan [Ducati] pada musim depan. Kami harus menunggu. Jadi target kami adalah mengalahkan pabrikan lainnya," lanjut dia dalam wawancaranya dengan Crash slot gacor.

"Namun, jika Aprilia dan KTM tidak dapat mencapai level Ducati maka kita akan hanya melihat kedua pebalap [Bagnaia dan Marquez] bersaing berebut kemenangan di setiap balapan. Jadi mungkin puncaknya belum tiba..," Luca Marini menyimpulkan.

3 Rider Ini Pacu Jorge Martin untuk Gas Pol Terus di 2024

 


News One Sports - Jorge Martin menyebut tiga nama yang ia sebut sudah memacunya untuk tampil lebih maksimal dalam laju merebut gelar juara dunia MotoGP 2024.

Tahun ini Martin memastikan gelar juara dunia dalam persaingan sengit dengan Pecco Bagnaia, juara MotoGP dua musim terakhir yang juga mengalahkannya pada musim lalu.

Dengan menjuarai MotoGP 2024, Jorge Martin menjadi rider tim independen pertama di era modern yang berhasil melakukannya. Ia juga juara dunia nomor tiga di atas motor Ducati usai Casey Stoner dan Bagnaia.

Terkait keberhasilan tersebut, Martin menyebut ada tiga orang yang terus memacunya sepanjang MotoGP 2024. Mereka adalah rival-rivalnya.

"Pecco Bagnaia, Marc Marquez, dan Enea Bastianini - ketiganya sudah membuat diriku menjadi rider yang lebih baik, mereka membuatku sudah mengerahkan segalanya," kata Martin seperti dilansir Crash.

"Saat yang satu tidak menang, satu yang lain bisa saja melakukannya, dan aku jadi terus berjuang dan itulah yang kemudian menjadi pembeda."

"Ini bukanlah sebuah gelar yang mudah untuk diraih, kami sudah mencapai poin bersejarah, yang bisa memberikan gambaran betapa tingkat persaingannya amat tinggi dan sungguh luar biasa bisa menjadi pemenangnya," tuturnya.

Selain Bagnaia, Martin memang beberapa kali harus dihadapkan dengan Marquez dan Bastianini di lintasan MotoGP 2024. Marc Marquez dan Enea Bastianini pun pada akhirnya finis ketiga dan keempat di klasemen akhir.

Jorge Lorenzo soal Teknik Pedrosa, Nyali Marquez, dan Kompletnya Rossi

 

News One Sports - Dalam karier balapnya yang gemilang, Jorge Lorenzo kerap terlibat rivalitas sengit dengan sejumlah nama besar di MotoGP. Beberapa di antaranya adalah Dani Pedrosa, Casey Stoner, Marc Marquez, dan tentu saja Valentino Rossi.

Dalam wawancaranya dengan Gazzetta, juara dunia lima kali itu, termasuk tiga gelar di kelas MotoGP, secara khusus membahas keempat rival tersebut.

"Dani Pedrosa, Marc Marquez, Casey Stoner, dan tentu saja Valentino Rossi, semuanya membuat saya terkesan dengan kemampuan mereka," kata Lorenzo seperti dikutip dari Crash.net.

Jorge Lorenzo tentang Dani Pedrosa

Lorenzo dan Dani Pedrosa, sama-sama berasal dari Spanyol, sempat bersaing sengit tidak hanya di MotoGP, tetapi juga sejak berlaga di kelas 125cc dan 250cc.

"Pedrosa sangat tangguh di kelas-kelas kecil karena ia memiliki teknik yang luar biasa meskipun bertubuh mungil," kata Lorenzo.
"Ia mampu memanfaatkan bobot tubuhnya untuk mengendalikan motor dengan sangat baik, sesuatu yang sangat sulit. Pedrosa adalah yang pertama menunjukkan itu."

Lorenzo juga mengakui bahwa gaya balap Pedrosa menjadi inspirasi:
"Kami semua meniru tekniknya. Apa yang ia lakukan menjadi standar baru."

Jorge Lorenzo tentang Casey Stoner

Dua kali juara dunia MotoGP, Casey Stoner, adalah salah satu rival Lorenzo yang paling diingat, terutama saat merebut gelar pada 2011, di mana Lorenzo finis sebagai runner-up.

"Stoner adalah bakat alami sejati," ujar Lorenzo.
"Di kondisi lintasan lembap dengan genangan air, ia bisa keluar dari garasi dan langsung mencetak waktu terbaik. Yang lain tertinggal 2-3 detik. Ia memiliki improvisasi dan kemampuan mengendarai motor hingga batasnya."
"Bakat seperti itu tidak dimiliki oleh semua orang," tambahnya.

Jorge Lorenzo tentang Marc Marquez

Pada musim terakhirnya di MotoGP pada 2019, Lorenzo membela Repsol Honda bersama Marc Marquez. Marquez kala itu meraih gelar juara dunia.

"Marquez memiliki mentalitas seperti seorang pemangsa," kata Lorenzo.
"Ia tidak takut jatuh, bahkan di situasi yang sulit. Meski sirkuit tidak cocok dengan motornya, ia tetap berambisi untuk menang."
"Ia selalu ingin mengalahkanmu, bahkan dalam kondisi yang tidak mendukung. Dalam hal ini, ia adalah sosok yang unik," puji Lorenzo.

Jorge Lorenzo tentang Valentino Rossi

Rivalitas Lorenzo dengan Valentino Rossi menjadi salah satu yang paling ikonik, terutama ketika keduanya berada di tim Yamaha.

"Valentino? Ia sangat komplet," ungkap Lorenzo.
"Sebagai individu, ia secara alami cerdas dan karismatik. Ia selalu mampu berimprovisasi dengan motornya, terutama saat balapan."
"Meskipun tidak memiliki satu kualitas yang super menonjol, ia adalah pembalap yang sangat lengkap," tutup Lorenzo.

Kesimpulan

Dari teknik unik Pedrosa, bakat alami Stoner, mentalitas baja Marquez, hingga kepiawaian lengkap Rossi, Lorenzo telah bersaing melawan nama-nama terbaik di MotoGP. Rivalitas dengan keempatnya tidak hanya membentuk karier Lorenzo tetapi juga menambah warna pada perjalanan MotoGP itu sendiri.